Friday, November 23, 2012

Momentum Hijrah


Assalamualaikum w.w,

Kita telah memasuki awal Tahun Baru Hijriyah 1434. Momen ini bisa dimanfaatkan bersama untuk memuhasabah diri dan hijrah ke arah yang lebih baik, seperti yang telah dicontohkan Baginda Nabi Besar Muhammad saw.

Inilah sebuah naskah pidato yang saya tulis dan telah dibaca di depan kelas, mudah-mudahan dapat menginspirasi kita semua untuk mulai berhijrah ke arah yang lebih baik.

Ibu Sonya Sinyanyuri, Kepala Sekolah SMP Lazuardi yang saya hormati,
Ibu Yun Kusumawati, Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia yang saya hormati,
Bapak Khairul Anam, Wali Kelas 9 Baghdad dan Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam yang saya hormati,
Dan teman-teman kelas 9 Baghdad yang saya cintai.

Assalamualaikum w.w,
Alhamdulillahilladzi an’ama ‘alaina bi ni’matil iman, wal islam. Asyahadualla ilaha illaloh, wasyhadu anna Muhammadarrosullulah. Allohuma sholi ‘ala Muhammad wa’ala ali syaidina Muhammad amma ba’du. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat kepada kita semua. Salawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad saw.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Telah genap seminggu kita memasuki tahun 1434 Hijriyah, tepatnya pada bulan Muharram. Baru saja kita peringati Tahun Baru Hijriyah, di mana terjadi peristiwa hijrah Baginda Rasulullah saw dan pengikutnya dari Makkah ke Madinah guna menghindari ancaman kaum kafir Quraisy serta membangun pemerintahan Islam yang baru. Peristiwa ini disebut hijrah makani. Bukan berarti dalam hijrahnya ada acara makan-makan, ya, melainkan meninggalkan suatu tempat yang penuh kemaksiatan dan kekafiran menuju tempat yang lebih aman ditinggali kaum muslimin.

Apakah kita semua bisa melakukan hijrah seperti Baginda? Anak SMP Lazuardi Cinere, naik unta dari Makkah ke Madinah yang jauhnya ratusan mil?! Tentu merepotkan. Sebenarnya bukan itu maknanya, karena kita hanya diperintahkan untuk meninggalkan perbuatan buruk menuju amal baik. Istilah ini disebut hijrah maknawi dan inilah tujuan hijrah yang paling hakiki bagi seorang muslim. Karenanya, mulai sejak SMP sekarang ini kita harus berlatih mengubah kebiasaan buruk kita menjadi baik. Bagaimanakah caranya?

Hadirin yang dirahmati Allah,

Ada empat hal yang dapat dilakukan, bahkan seorang siswa SMP sekalipun, untuk melakukan hijrah maknawi. Pertama, tinggalkan perbuatan buruk menjadi amal baik. Inilah yang paling dasar daripada hijrah maknawi. Sebelumnya, pembicara ingin mengisahkan mimpi Abdul Aziz bin Rawwad. Dalam mimpinya ia dan Baginda bertemu. Kemudian Baginda memberi sebuah wejangan, “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.” Apakah kita mau menjadi orang yang dilaknati Allah hanya karena tahun ini lebih buruk daripada tahun sebelumnya? Maukah kita?! Kalau tidak mau, cobalah, coba untuk meningkatkan amal kita di tahun ini dengan lebih baik.

Kedua, tinggalkan kekufuran menuju iman dan kesyukuran. Allah SWT dalam Alquran berfirman hingga 31 kali: “Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban,” yang berarti, “Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?” Renungkan dan tundukkan wajah kita! Masihkah kita enggan mensyukuri nikmat Allah dengan cara beribadah dan beramal baik?! Apakah yang telah memperdaya kita untuk berbuat kufur?! Sadarlah, marilah kita sama-sama beriman kepada Allah. Jangan sampai kita melalaikan perintah-Nya.

Ketiga, tinggalkan perbuatan sia-sia menuju ibadah yang berguna. Ingat, dunia itu hanya permainan dan senda gurau belaka! Masihkah kita berleha-leha saja dan melupakan ibadah kepada Allah?! Sampai kapan perbuatan kita akan terus mengundang murka Allah?! Muhasabahlah diri kita! Ubah akhlak buruk kita, lakukan ibadah yang berguna, baik kepada Allah, sesama manusia, dan lingkungan.

Terakhir, tinggalkan rasa malas menuju istikamah dan rajin belajar. Teman-teman, kita sudah kelas 9. Ingat bahwa kita sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional hanya kurang dari lima bulan. Pada ujian itulah kita menentukan nasib, apakah lulus menuju SMA/MA dengan nilai membanggakan dan harapan cemerlang atau tidak lulus dengan nilai mengecewakan serta harapan suram. Ingatlah! Ingatlah bahwa kita sudah kelas 9. Tidak ada lagi waktu untuk bercanda dan lupa waktu. Fokuskan diri untuk belajar, beristikamahlah. Jangan! Jangan! Jangan sekali-kali bermalas-malasan, karena malas itu menjerumuskan.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Itulah beberapa hal yang dapat pembicara sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa mudah sekali melaksanakan hijrah maknawi, dengan cara meninggalkan perbuatan buruk menjadi amal baik. Namun, agar tidak menyesal di kemudian hari, kita harus memulainya satu per satu dari sekarang. Jika kita mampu mengubah sifat buruk kita menjadi baik, insya Allah kita akan menjadi insan yang lebih baik dan mulia, sukses dalam segala hal di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah—termasuk lulus Ujian Nasional untuk SMP kelas 9—serta selamat dunia dan akhirat.

Sebagai penutup, mari kita berdoa bersama-sama untuk kita dan kedua orang tua. Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran. Rabbana atina fid-dunya hasanatan wa fil 'akhirati hasanatan waqina 'adhaban-nar. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Inilah beberapa pesan yang dapat saya sampaikan, semoga kita semua dapat memaknai Tahun Baru Hijriyah ini secara baik dan dengan semangat hijrah yang menggelora di kalbu kita. Terima kasih, mohon maaf jika ada kekhilafan yang kurang berkenan di hati hadirin. Wallahu hadii ilaa shiratal mustaqim,

Wassalamualaikum w.w.

Thursday, November 22, 2012

Untuk Beliau

Beliau-beliau
Kupandang-pandang
Sepintas-pintas
Secermat-cermat
Sehati-hati

Daripada tanda-tanda

Fikir serta hendak yang murni
Menghantarkan bina beliau-beliaunya
Ke puncak ke atas
Tiada remuk tiada hancur


Adakah para beliau yang sedang bersanding di meja kecil di sisiku ini akan tersulap menjadi pemimpin besar yang duduk di meja-meja agung PBB?
Tuhanlah yang tahu
Adakah para beliau yang sedang bersua di pohon layu ini akan tersulap menjadi seorang pandai ilmu yang menciptakan teori pohon bunga subur?
Tuhanlah yang tahu


Beliau-beliaulah yang berikhtiar sahaja dengan pandu tanganNya yang suci

- Mas Daffa M.P.-